Rabu, 27 April 2016

Minat Baca Warga Indonesia Rendah

MALANG (BM) – Kepala Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih mengaku miris dengan hasil survei yang dilakukan pihak Unesco. Sebab, sesuai hasil survei ternyata minat baca penduduk Indonesia sangatlah rendah.

"Hasil servei itu menunjukkan bila setiap 1000 penduduk Indonesia hanya ada 1 orang saja yang membaca buku. Itu yang membuat saya miris," kata dia, Senin (31/8).

Survei tersebut, kata dia mengungkapkan jika budaya baca buku warga Indonesia lebih rendah dibanding dengan wilayah Asia atau Eropa terutama Amerika. Perbandingannya masih kata dia, kalau di Amerika Serikat satu penduduk bisa sampai 20 hingga 30 judul buku yang dibaca.

Di Jepang antara 10 hingga 15 buku yang dibaca, di Asia 1 hingga 3 buku. Sementara di Indonesia 0 sampai 1 buku setiap tahunnya yang dibaca. Kemalasan atau rendahnya minat membaca, menurut dia karena anak-anak Indonesia lebih akrab dengan nama pemain sinetron ketimbang judul buku.

Meski begitu, dia yakin minat baca buku warga Indonesia tak separah itu. Dia mengatakan, walaupun masih tertinggal dari negara lain, warga Indonesia disebutnya telah lama mengenal buku dan berbagai literasi lain. Dia sebutkan seperti  membaca Al Quran atau kitab lain.

"Itu kan juga buku,” lanjutnya.

Untuk mendorong peningkatan minat baca, kata dia, Perpustakaan Nasional akan melakukan sejumlah terobosan. Di antaranya dengan perbaikan sarana dan fasilitas untuk mendekatkan akses baca kepada penduduk.

Misalnya, kata dia, memperbanyak judul buku hingga melakukan road show untuk mencapai target Gerakan Nasional Indonesia Membaca yang dicanangkan  Wakil Presiden RI  tahun 2012. Itu mengingat, imbuh dia faktor rendahnya minat baca karena akses transportasi yang sulit ke perpustakaan, judul buku yang tidak lengkap dan sarana lainnya.

"Makanya, kami meningkatkan minat baca dengan menambah buku, mobil keliling dan sarana yang lain. Jika perlu kami targetkan tiap kelurahan punya perpustakaan,” katanya.

Dia menjelaskan, hingga saat ini Perpustakaan Nasional mencatat telah ada sekitar 500 perpustakaan di kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Selain itu, sekitar 22 ribu perpustakaan tingkat desa dan kelurahan. Perpustakaan Kota Malang disebut sebagai barometer perpustakaan nasional dengan jumlah kunjungan yang sangat tinggi.

Bahkan, jumlah kunjungan di perpustakaan yang ada di Jalan Semeru Kota Malang itu disebut sebagai gambaran dari perpustakaan maju lain yang bisa ditemui di negara lain dengan tingkat minat baca yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata minat baca di Indonesia.

Karena itu, kata dia Malang masuk dalam agenda road show Perpustakaan Nasional RI tahun 2015. Sebab, prestasi yang diraih sangat bagus. Selain itu juga Provinsi Jambi, Manado dan Kalimantan Barat.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Umum Kota Malang Endang Suyatikah menyatakan, perpustakaanya Kota Malang saat ini telah dilengkapi dengan katalog online dan buku elektronik yang bisa diakses lewat website milik perpustakaan.

"Kami terus memperbaiki layanan buku elektronik, walaupun kadang masih sering susah diakses. Itu karena terbatasnya tenaga,” kata Endang Suyatikah.

Karena itu, Perpustakaan Kota Malang juga berencana menambah perpustakaan di setiap kelurahan lengkap dengan tenaga pustakawannya.

"Untuk itu kami mendapat dukungan banyak dari Pemkot Malang. Misalnya, lewat anggaran yang terus naik. Bahkan pada  2015 anggaran kami mencapai sebesar Rp 4,3 miliar," papar dia.

Dia berharap pada 2016 bisa mengalami kenaikan anggaran. Alasannya, pihak perpustakaan telah mengajukan program baru yakni satu perpustakaan di masing-masing desa.

“Tujuannya, agar minat baca dapat dimulai dari pelosok desa hingga kota,” harapnya. (lil/nov)
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar