Selasa, 03 Mei 2016

Hardiknas, UT Beri Pembekalan Karakter Bagi Guru

smart-tangsel

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Narkoba kini banyak menyerang sejumlah pelajar di Indonesia. Dampak buruk yang semakin meluas, menggerakkan Universitas Terbuka (UT) membekali para calon wisudawan dan wisudawati dengan pengetahuan terkait narkoba.

Tepat di Hari Pendidikan Nasional, UT mengadakan seminar denga tema Membangun Pelajar Berkarakter dan Bebas dari Penyalahgunaan Narkoba pada Senin (2/5). Ketua Ikatan Alumni UT, Linda Agum Gumelar turut hadir untuk memberikan sambutan pada calon wisudawan dan wisudawati.

Linda mengungkapkan, dengan adanya kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh pada pembentukan karakter bangsa. Dan, para calon lulusan UT ini sebagaian besar mereka yang datang berprofesi sebagai guru, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada anak didiknya melalui pembekalan seminar ini.

"Semoga lulusan dari Universitas Terbuka dapat menjaga nama baik almameternya. Tidak ada yang korupsi dan jangan ada yang terlibat narkoba," kata Linda Agum Gumelar saat memberikan pidato di Universitas Terbuka Covention Center (UTCC) di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (2/5).

Sementara itu, Irjen Pol Bachtiar dalam seminarnya mengatakan, bangsa Indonesia kini telah menjadi negara yang darurat narkoba. Melalui tangan-tangan guru ini lah, informasi disampaikan, agar nantinya bisa diteruskan kepada anak didiknya.

"Kita harus mengetahui, kenapa sih kok presiden tiba-tiba menyampaikan Indonesia darurat narkoba. Ini saya sampaikan, di Indonesia prevalensi penyalahgunaan narkoba dari 250 juta penduduk ada 2,2 persen yang mengggunakan narkoba," ungkap Irjen Pol Bachtiar.

Bachtiar mengatakan, masuknya barang terlarang ini sampai 80 persen melalui jalan dari laut. Sehingga ia meminta para guru yang tinggal di dekat perairan, untuk dapat menyampaikannya kepada para murid-murid di sekolah.

"Modus operandinya pun berubah-ubah, ada yang narkoba dalam bentuk kue. Begitu juga dengan jenisnya yang terus bertambah, jumlahnya mencapai 685 di seluruh dunia, yang masuk ke kita ini ada 41 jenis baru. Dan baru 18 yang sudah dimasukkan ke golongan kita," ujar Bachtiar.

sumber : http://bit.ly/1SVR75B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar