Kamis, 02 Juni 2016

Jika tak Beradaptasi, Perguruan Tinggi Bisa Punah

tangselsmart
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan tinggi harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan perkembangan teknologi agar dapat bertahan. Itu diungkapkan mantan Rektor Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta Sudarsono di Yogyakarta, Kamis (2/6).

"Jika tidak dapat beradaptasi dengan perubahan, niscaya perguruan tinggi akan tersingkir dan punah dari lingkungannya," kata Sudarsono di sela serah terima jabatan rektor Institut Sains dan Teknologi (IST) Akprind di Yogyakarta.

Menurut dia, kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan inovasi menjadi kata kunci bagi perguruan tinggi agar tetap bertahan. Bahkan akan mampu menjadi pemimpin dalam bidangnya.
Sebaliknya, organisasi yang terlalu percaya diri dan sombong atas apa yang telah diraih, bukan tidak mungkin akan terlena dan disalip oleh para pesaingnya. Inovasi merupakan bahan bakar untuk terus maju dan berkembang.

"Inovasi juga tidak bisa dilakukan hanya dengan kata-kata dan kalimat. Oleh karena itu, diperlukan teladan dan tindakan nyata dari pemimpin," kata Sudarsono.

Ia mengatakan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu ciri utama perkembangan global pada abad ke-21. Siap atau tidak siap hal itu merupakan satu realitas yang harus dihadapi dengan kualitas sumber daya manusia berdaya saing unggul.

"Berbagai perubahan di era globalisasi memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas keberdayaan yang lebih efektif. Dengan demikian perguruan tinggi bisa mengatasi berbagai tantangan yang timbul," katanya.

Menurut dia, selain pergantian unsur pimpinan institusi, perlu juga dilakukan pembenahan struktur organisasi, baik yang menyangkut bidang akademis maupun administratif.

Perubahan tersebut antara lain didasarkan pada hasil evaluasi setidaknya selama kurun waktu 4 tahun terakhir dan untuk pertimbangan pengelolaan perguruan tinggi yang lebih efektif dan efisien sesuai prinsip "Good University Governance".

"Perubahan itu perlu dilakukan untuk menyikapi tuntutan lingkungan yang selalu berubah dan persaingan yang semakin ketat," kata Sudarsono.

Rektor IST Akprind Amir Hamzah mengatakan mencermati pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi direncanakan dalam kurun waktu 4 tahun ke depan, rintisan untuk membuka program studi level S-2 dapat direalisasikan untuk menjawab tantangan perkembangan tersebut. "Hal itu sebagai upaya meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Saat ini, pada tataran akademis, IST Akprind memiliki tiga fakultas dan sembilan program studi S-1 dan empat program studi D-3," katanya.

Selain itu, kata dia, peringkat akreditasi institusi dan program studi juga akan ditingkatkan. Kerja keras para pemimpin sebelumnya telah membawa prestasi peringkat akreditasi B pada seluruh program studi saat ini. "Peringkat itu harus dapat ditingkatkan sebagian program studi menjadi terakreditasi A, sebagai komitmen IST Akprind menjawab kebutuhan masyarakat terhadap keunggulan akademis dan lulusan yang profesional," kata Amir.

Jabatan Rektor IST Akprind diserahterimakan dari Sudarsono kepada Amir Hamzah yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional IST Akprind.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar